Sigmund Freud mengemukakan bahwa, orang dengan kepribadian narsisistis termasuk dalam permasalahan sosial. Karena orang-orang dengan kepribadian narsisitis kerap menganggap dirinya lebih mulia dibandingkan dengan orang lain.
Perilaku narsis dalam kadar tertentu dianggap wajar bagi kesehatan mental, namun akan berbeda persoalannya bila ini melekat dalam karakter dan kepribadian seseorang. Sebab karakter narsisistis dapat menjadi masalah karena merugikan orang lain secara mental hingga materi.
Dr Roderick Orner, Profesor Psikologi di Lincoln University, mengatakan bahwa, “Orang narsisistis tidak akan memedulikan perasaan orang lain, yang dia pentingkan hanyalah terdapat penonton yang mengagumi kelebihannya, apa pun caranya.”
Untuk mengenali kepribadian ini, Dr Orner mengungkapkan tujuh ciri utamanya:
Penampilan
Tidak sekedar rupawan, umumnya mereka memiliki penampilan luar yang menarik, daya tarik dan berkharisma. Inilah yang membuat mereka mempunyai banyak teman dan pengagum.
Interaksi dalam obrolan
Saat terlibat pembicaraan dengan seorang narsisistis, hampir tidak ditemukan percakapan yang timbal-balik. Karena semua obrolan hanya berputar di sekitar dirinya sendiri. Seringnya, mereka mencari beberapa topik tentang dirinya, tanpa peduli hal itu benar atau sekedar bualan.
Tidak setia
Dalam menjalin hubungan mereka kerap berlaku tidak setia pada pasangan. Karena seorang narsisistis hanya menganggap kekasih sebagai pengagum setia. Demi memuaskan egonya, mereka membutuhkan lebih dari satu orang untuk ‘mengaguminya’.
Bakat
Biasanya seseorang dengan bakat ekstrim dalam bidang musik atau akting cenderung memiliki sifat narsis yang kuat. Hal ini bisa melekat menjadi karakter saat mereka berada di lingkungan dengan orang-orang yang serupa.
Pujian adalah kebutuhan utamanya
Ya, mereka dengan karakter ini akan selalu haus pujian. Biasanya orang-orang narsisistis berusaha keras untuk mendapatkan pujian dengan berbagai cara, tanpa peduli konsekuensinya.
Bualan
Mereka adalah tipe orang yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu mencari teman baru untuk menceritakan kisah bualannya. Sehingga selalu dianggap sebagai seseorang yang hebat dan pantas dikagumi.
Pengagum
Bukan sebagai teman, seringnya orang-orang disekitarnya dianggap sebagai pengagum dalam hidupnya.
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.